Sholat

Shalat merupakan pilar agama yang kedua setelah syahadad. Mengerjakan di awal merupakan amalan terbaik, sedang meninggalkannya merupakan kekufuran.

QS. An-Nisa’:103
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

HR. Muslim menyatakan bahwa Rasullullah pernah bersabda: ”Sesungguhnya tanda-tanda yang ada di antara seorang hamba dengan syirik maupun kufur itu adalah perbuatan meninggalkan sholat”. HR. An-Nasa’i “Barangsiapa meninggalkan sholat, berarti ia telah kufur. Kufur tidak berarti telah keluar dari islam, tetapi ada adzabnya. Seperti terdapat pada QS. Maryam: 59 “Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang menyia-nyiakan sholat dan menuruti hawa nafsu, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”, dan juga Al-Maa’un:4-5 “Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat, yaitu mereka yang lalai dalam sholatnya”.

1. Pengertian sholat
Secara etimologis artinya adalah do’a, do’a sebagai pencuci hati dan ungkapan rasa syukur. Secara syari’at berarti ekspresi dari berbagai gerakan sebagaimana diketahui. Sholat merupakan kewajiban, dasar hukumnya adalah QS. Al-Bayyinah: 5
Dan mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mengerjakan sholat dan menunaikan zakat. Yang demikian itu adalah agama yang lurus.
Muttafaqun ‘Alaih: “Islam itu didirikan atas 5 perkara, syahadad, sholat, zakat, puasa Romadhon, dan ibadah haji di Baitullah bagi yang mampu”.

2. Hikmah sholat
Hikmah sholat sebagaimana terdapat pada QS. Al-Ankabut: 45
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Meninggalkan sholat karena ingkar, maka dianggap kafir dan keluar dari islam. Sedang apabila meninggalkan sholat yang masih disertai rasa keimanan dan keyakinan terhadap hukum wajibnya, misal karena malas, sibuk, dan lain-lain yang menurut syari’at tidak tergolong alasan yang dapat diterima, dianggap dalam kekufuran/fasik. Orang yang dalam kekufuran harus bertobat. Allah Maha Pengampun bagi yang setulus-tulusnya bertobat. Satu-satunya dosa yang tidak bisa diampuni adalah dosa mempersekutukan, sebagaimana terdapat dalam QS. An-Nisa’:116 “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan-Nya (syirik) dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. HR. Ahmad dan Muslim: ”Masing-masing Nabi mempunyai do’a mustajab, dan setiap Nabi menyegerakan do’anya tersebut. Sedangkan aku menyimpan do’aku sebagi syafa’at bagi umatku kelak pada hari kiamat. Insya Allah akan diterima oleh orang yang mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”. HR. Bukhari: “Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku adalah orang yang mengatakan Laa Ilaaha Illallah secara tulus dari dalam hatinya”.

3. Fardhu sholat
Sholat yang difardhukan ada 5, yang kesemuanya diwajibkan bagi setiap muslim yang baligh dan berakal sehat, kecuali yang sedang menjalani haid dan nifas. HR. Bukhari dan Muslim: ”Sholat 5 waktu telah ditetapkan oleh Allah bagi para hamba-Nya dalam satu malam. Barangsiapa memeliharanya, maka di sisi Allah ia mendapatkan janji untuk dimasukkan surga. Dan barangsiapa tidak memeliharanya, maka di sisi Allah ia tidak mendapatkan janji tersebut. Apabila Allah berkehendak, maka Dia akan mengadzabnya dan jika Dia berkehendak akan memberikan ampunan kepadanya”.

4. Kapan sholat mulai diwajibkan
Sejak peristiwa Isro’ dan Mi’roj. HR. Ahmad, Tarmidzi, dan An-Nasa’i : “Sholat itu pada awalnya diwajibkan kepada Nabi pada malam diperjalanannya Nabi sebanyak 50 kali. Kemudian dikurangi hingga akhirnya menjadi 5. Setelah itu beliau diseru: Wahai Muhammad, sesungguhnya tidak ada firman yang dapat diganti di hadapan-Ku dan dengan 5 sholat ini kamu akan mendapatkan pahala sebanyak 50 kali lipat”.

5. Tidak boleh mengakhirkan waktu sholat, mengakhirkan waktu sholat dianggap sebagai kelalaian.

6. Kepada siapa sholat itu diwajibkan
Diwajibkan bagi yang sudah baligh dan berakal sehat. HR Ahmad, Abu dawud, Tirmidz, Al-Hakim, dan Ibnu Majah: “Ada 3 kelompok yang terbebas dari hukum sholat. Yaitu, orang yang tidur sehingga terbangun, anak-anak sehingga dewasa, dan yang hilang ingatan sehingga sadar”.
Sholat bagi anak-anak
Orangtua wajib mengajarkan sholat kepada anak-anaknya. Dasar pendidikan sholat adalah HR. Ahmad “Perintahkan anak-anakmu mengerjakan sholat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah apabila mereka tidak mau mengerjakannya ketika berusia 10 tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka (laki-laki dan wanita)”. Yang menjadi catatan disini adalah jika anak sudah menginjak baligh, maka hukumlah bila tidak mau mengerjakan sholat. Jika belum baligh sebatas diperintah saja, tanpa ada konsekwensi hukum apapun.

7. Syarat-syarat sholat
a. Suci, baik itu suci badan, tempat, dan pakaian.
b. Sholat pada waktunya, mengawalkan sholat adalah amalan terbaik
c. Menutup aurat, bagi wanita dari ujung kepala sampai ujung kaki
d. Menghadap kiblat, jika tidak tau arah kiblat dapat bertanya, jika tetap tidak ada petunjuk boleh beritjihat menentukan arah kiblat yang diyakini. Menurut HR. Tirmidzi: “Di antara timur dan barat itu terdapat kiblat”.

8. Wanita yang meninggalkan sholat dan harus dibunuh
Imam Syafi’i mengatakan jika tidak mau bertobat boleh dibunuh, menurut Imam Malik diperingatkan sampai batas waktu tetentu, jika lewat batas waktu boleh dibunuh. Muttafaqun ‘Alaih menjelaskan bahwa tidak halal darah muslim yang mengakui keesaan Allah kecuali karena 3 sebab, yaitu: orang yang telah menikah berzina, membunuh, dan orang yang meninggalkan agamanya atau memisahkan diri dari jama’ah. Beberapa hadish yang dapat menajadi pertimbangan dalam bab ini adalah: HR. Hakim (Yang pertama kali hilang dari agamamu adalah kekhusyu’an dan yang terakhir kali hilang adalah orang yang meninggalkan sholat), Muttafaqun ‘Alaih (Barangsiapa bersaksi, tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah, dan Isa adalah hamba Allah. Juga meyakini adanya surga dan neraka, maka Allah akan memasukkannya ke surga berapapun amal yang diperbuatnya), HR. Al-Khalal (Akan datang kepada manusia suatu zaman dimana islam tidak lagi bersama mereka, kecuali hanya ucapan Laa Illaaha Illallahu), Muttafaqun ‘Alaih (Mencela orang muslim itu sebagai suatu kefasikan, sedang membunuhnya adalah sebagai kekufuran), HR. Malik dan Ahmad (Barang siapa mengatakan kepada saudaranya ‘Hai, kafir!’, maka sebutan itu akan kembali kepada salah seorang dari keduanya). Hadish-hadish tersebut adalah sebagai peringatan akan pentingnya sholat.

9. Pembagian sholat
a. Sholat wajib, jika dilakukan berpahala dan jika ditinggalkan dosa. Adalah sholat 5 waktu
b. Sholat sunnah

10. Syarat wajib sholat
a. Wajib bagi orang muslim, artinya ia telah mengucapkan kalimat syahadat
b. Wajib bagi yang sudah baligh dan berakal sehat
c. Wajib setelah memasuki waktunya
d. Suci dari hadash besar dan kecil

11. Waktu dan jumlah raka’at dalam sholat
a. Sholat subuh (sholat fajar)
Waktu shubuh dimulai dari terbitnya fajar shadiq sampai terbitnya matahari sebanyak 2 raka’at.
b. Sholat zhuhur
Waktunya dimulai dari tergelincirnya matahari, yaitu condongnya matahari dari tengah-tengah langit, sampai bayangan benda sama dengan bendanya sebanyak 4 raka’at.
c. Sholat ashar (sholat wushtha)
Waktunya dimulai dari ketika bayangan benda sama dengan bendanya sampai menguningnya matahari di ufuk barat sebanyak 4 raka’at.
d. Sholat maghrib
Waktu dimulai sejak terbenamnya matahari sampai sebelum menghilangnya awan merah di ufuk barat sebanyak 3 raka’at.
e. Sholat isya’
Waktu adalah sejak menghilangnya awan merah sebanyak 4 raka’at.
Yang dapat dijadikan catatan disini adalah jika seseorang telah mengerjakan satu raka’at dari sholat sementara waktu sholat pada raka’at berikutnya telah habis, maka tetap dianggap syah sholatnya, meskipun itu dengan atau tanpa alasan.

12. Akhir waktu sholat isya’ ada yang mengatakan sampai sepertiga malam yang pertama, ada yang mengatakan sampai pertengahan malam, bahkan sampai memasuki waktu fajar. Semuanya diperbolehkan asal ada alasan-alasan darurat. Yang terbaik adalah tepat pada waktunya dan mengawalkannya.

13. Waktu sholat yang utama
Yang utama adalah pada awal waktunya. Dimakruhkan tidur sebelum sholat isya’ karena akan menjadi sebab diakhirkannya sholat.

14. Mengerjakan sholat sebelum waktunya, maka sholatnya tidak syah.

15. Sholatnya orang gila, orang gila tidak diwajibkan sholat, jika sembuh wajib sholat tetapi tidak diwajibkan mengkhodo’nya.

16. Orang yang tidak sadarkan diri, ada kewajiban mengkhodo’ sholat seperti halnya pada orang tertidur diwajibkan mengkhodo’. Menurut Abu Hanifah jika sholat yang ditinggalkan lebih dari 5 maka tidak diwajibkan mengkhodo’.

17. Orang yang hilang kesadarannya, misalnya karena pengaruh obat. Jika berlangsung tidak lama, maka hukum seperti pada orang yang tidak sadarkan diri, jika berlangsung lama, maka hukum sama dengan orang gila.

18. Sholat di atas keledai, boleh sholat di atas tunggangan apapun. Jika tunggangan najis harus dilapisi dengan alas agar wudhu’ tidak batal. Sholat diusahakan menghadap kiblat, sujud lebih rendah dari rukuk.

19. Sholat di atas kereta. Diusahakan menghadap kiblat, jika tidak bisa maka tidak dijadikan kewajiban.

20. Musafir yang berniat menetap, maka ia harus sholat seperti halnya masyarakat sekitar. Jika tidak menetap dimungkinkan mengqoshor sebagaimana sholatnya musafir.

21. Sholat yang tertinggal. Wajib mengkodho’ secara tertib dan teratur. Jika lupa tidak mengapa. Sebagaimana dikatakan Irwaaul Ghaliil: Rasullullah pernah bersabda bahwa ‘Umatku diberikan maaf karena kesalahan dan lupa’

22. Beritjihat menentukan arah kiblat, boleh dilakukan. Setiap sholat yang akan dikerjakan disertai dengan itjihat terlebih dahulu. Itjihat tidak salah meskipun berbeda dengan orang lain yang kebetulan juga sedang beritjihat menentukan arah kiblat. Dasarnya adalah keyakinan dan sholat tetap syah.

23. Orang yang salah dalam menentukan arah kiblat. Jika telah selesai sholat dan setelahnya didapatkan kebenaran mengenai arah kiblat yang sebenarnya, sedangkan ia menyadari kesalahannya maka ia harus mengulangi sholatnya. Tentu saja pembenaran itu didapatkan dari kaum muslimin yang sudah baligh dan berakal sehat, lain itu tidak bisa diterima.

24. Apabila suatu sholat diakhirkan karena tidur, maka yang terlebih dulu dikerjakan adalah sholat wajibnya daripada sholat sunnahnya dengan pertimbangan adanya kekwatiran akan memasuki waktu sholat berikutnya.

25. Rukun sholat
a. Niat, tanpa niat sholat tidak syah, niat itu berada di dalam hati
b. Takbiratul ihrom, menghadap kiblat dan mengucap Allahu Akbar
c. Membaca Al-Fatihah. HR Daruquthni: “Tidak ada artinya sholat orang yang tidak membaca Al-Fatihah”
d. Ruku’ dengan tuma’ninah (berdiam sebentar)
e. Berdiri dari ruku’ dengan tuma’ninah
f. Sujud dengan tuma’ninah
g. Bangkit dari sujud dengan tuma’ninah
h. Tashadud awal dan akhir
i. Salam
j. Tertib

26. Pakaian dalam sholat, adalah pakain yang menutupi aurat. Bagi wanita harus membuka wajah, sedangkan mengenai tangan ada yang membolehkan dan ada yang tidak membolehkan dibuka.

27. Muslimah yang sholat/ihram dengan memakai cadar, dimakruhkan memakai cadar karena cadar menghalangi persentuhan dahi dan hidung dengan tempat sujud secara langsung.

28. Muslimah sholat dengan menggendong anak, dibolehkan baik itu anak laki-laki atau perempuan.

29. Sholat di atas semua alas yang bersih. Jika sholat di atas tikar dengan ujung tikar terkena najis, tetapi najis tidak mengenai tubuh, tidak apa-apa. Jika ragu tidak apa-apa. Jika mengetahui dengan pasti tepat tersebut najis meski dengan alas yang bersih sebaiknya dibatalkan. Kecuali jika tidak ada yang lain.

30. Sholat di kuburan adalah makruh

31. Sholat di tempat pembaringan unta. Boleh asalkan tidak ada najis.

32. Sholat di kamar mandi, tidak diperbolehkan. HR. Abu Dawud: “Seluruh bumi adalah masjid, kecuali kamar mandi dan kuburan.

33. Sholat di kandang kambing, HR. Muslim: “Apakah kami boleh mengerjakan sholat di kandang kambing? Rasullullah menjawab: Boleh. Lalu kami bertanya kembali. Apakah kami boleh mengerjakannya di tempat pembaringan unta? Maka beliau menjawab: Tidak”.

34. Shalat di tempat puing-puin dimakruhkan.

35. Sholat di dalam gereja dimakruhkan karena merupakan bentuk pengagungan dan penghormatan terhadapnya.

36. Shalat di tempat penyembelihan, tempat sampah, dan di tengah jalan. Diperbolehkan asal terhindar dari najis.

37. Sunnat-sunnat shalat
a. Mengangkat kedua tangan pada saat: takbiratul ihram, ruku’, bangun dari ruku’, bangun dari tasyahud pertama
b. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
c. Posisi kedua tangan di atas dada. HR. Ahmad dan Tirmidzi: “Aku pernah melihat Nabi meletakkan kedua tangan beliau di atas dada, tepatnya di atas tulang sendi”.
d. Do’a iftitah
e. Membaca do’a ta’awwudz, diucapkan perlahan setelah membaca do’a iftitah sekali saja pada raka’at pertama.
f. Mengucapkan “Amin”. Apabila Al-fatihah disuarakan dengan keras, maka ucapan ‘Amin’ pun dikeraskan. Jika tidak keras, Amin dilafazhkan secara perlahan.
g. Bacaan setelah fatihah, membaca satu ayat atau sebagian surat dari Al-Qur’an. Disunnahkan membaca pada 2 raka’at semua sholat wajib. Sedangpada raka’at ketiga sholat mahrib, dan 2 raka’at sholat dzuhur, ashar dan isya’ hanya membaca Al-Fatihah saja. Disunnahkan membaca surat yang panjang pada raka’at pertama.
h. Takbir perpindahan
i. Bacaan dalam ruku’ dan sujud, minimal dibaca sekali, disunnahkan membaca 3 kali, sempurna jika dibaca 10 kali.
j. Disunnahkan membaca do’a diantara 2 sujud
k. Bacaan Tasyahud pertama dan akhir

38. Perbedaan antara laki-laki dan wanita dalam sholat.
Dalam sholat, antara keduanya tidak terdapat perbedaan, kecuali bahwa wanita diperintahkan untuk merapatkan tubuhnya pada saat ruku’ dan sujud serta pada saat bersilang kaki atau meletakkan kedua kakinya di samping kanan.

39. Etika berjalan menuju tempat sholat: dengan rasa takut, khusyu’ dan tenang serta memendekkan langkah guna memperbanyak kebajikan. Dimakruhkan menjalin tangan.

40. Bacaan dalam perjalanan menuju tempat sholat: Ya Allah, jadikanlah cahaya di dalam hati, lidah, pendengaran, dan pandanganku, serta jadikanlah cahaya di belakang, depan, atas, dan bawahku. Berikanlah cahaya itu padaku (HR. Muslim).

41. Bacaan ketika masuk dan keluar masjid. Jika akan masuk masjid dahulukan kaki kanan. Jika keluar dahulukan kaki kiri. Jika masuk membaca Rabbighfirlii waftahlii abwaba rohmatika (ampuni dan bukalah pintu rahmat), sedang jika keluar membaca Rabbighfirlii waftahlii abwaba fadhlika (ampuni dan bukalah pintu anugerah). Disunnahkan sholat 2 raka’at bila masuk masjid, kemudian duduk menghadap kiblat dan berdzikir atau membaca Al-Qur’an atau berdiam diri. Dilarang menjalinkan jari jemari saat berdiam diri (termasuk perbuatan setan).

42. Berjalan di hadapan orang yang mengerjakan sholat, tidak diperbolehkan. Menurut HR. Muslim “Lebih baik seorang diantara kalian berdiri 100 tahun daripada berjalan di hadapan saudaranya yang sedang sholat”. Apabila ada anak kecil/orang dewasa/hewan yang akan lewat dihadapan kita saat sholat hendaknya dicegah. Apabila tidak mungkin dicegah, sholatnya tetap sempurna.

43. Hal-hal yang boleh dilakukan muslimah dalam sholat
a. Diperbolehkan memberi isyarat dengan tangan maupun mata
b. Diperbolehkan membunuh kalajengking, ular dan kutu
c. Diperbolehkan melakukan sesuatu yang ringan atas sesuatu yang lebih penting. HR Abu Dawud “Pernah Rasullullah sholat, sedang pintu dalam keadaan tertutup. Lalu aku (Aisyah) meminta dibukakan. Maka beliau pun berjalan membukakan pintu bagiku dan kemudian kembali mengerjakan sholat”
d. Diperbolehkan menggendong anak kecil ketika mengerjakan sholat
e. Apabila ada sesuatu yang terjatuh dari pakaiannya, maka dibolehkan untuk mengangkat/mengambilnya asal dilakukan sebentar atau secara terpisah-pisah atau tidak dilakukan dalam waktu yang lama.

44. Hal-hal yang tidak dimakruhkan dalam sholat
a. Membaca bagian akhir atau tengah dari surat Al-Qur’an
b. Bersin membaca Alhamdullillah, disengat sesuatu membaca bismillah
c. Dibolehkan meludah ke kiri waktu mengerjakan sholat

45. Apabila waktu sholat tiba ketika makanan dihidangkan. Dahulukan makanan karena dapat menenangkan hati.

46. Apabila waktu sholat tiba ketika hendak buang air besar/kecil maka dahulukan membuang air besar/kecil karena dikwatirkan mengganggu kekhusyu’an sholat.

47. Hal-hal yang dimakruhkan dalam sholat
a. Mengulang-ulang bacaan Al-Fatihah dalam satu raka’at
b. Dimakruhkan menggabungkan 2 surat atau lebih pada satu raka’at sholat fardhu’. Jika pada sholat sunnah justru lebih baik.
c. Saat sholat meletakkan tangan di atas pinggang (bertolak pinggang).
d. Melihat sesuatu yang dapat menjadikan sholatnya lalai, misal gambar, lagu.
e. Menjalinkan jari-jemari dari kedua tangan dalam sholat
f. Membunyikan suara dengan jari jemari
g. Melakukan sesuatu yang sia-sia yang dapat melalaikan dan mengurangi khusu’nya sholat
h. Menahan kencing, buang air besar. Makanan telah dihidangkan
i. Banyak mengusap dahi
j. Duduk seperti anjing/ binatang buas

48. Sujud sahwi
Dilakukan apabila merasa ragu dalam pelaksanaan sholat. “Apabila salah seorang dari kalian lupa, sehingga terjadi kelebihan atau kekurangan dalam bilangan sholat, maka hendaklah ia bersujud 2 kali”. Jika ragu sudah 3 atau 4 raka’at, harus diyakini baru melakukan 3 raka’at, jadi lakukan raka’at yang ke empat dan sebelum salam melakukan sujud syahwi. Jika lupa belum membaca salah satu wajib sholat maka sebelum salam melakukan sujud syahwi.

49. Hal-hal yang membatalkan sholat
a. Meninggalkan rukun sholat
b. Berbicara secara sengaja
c. Tertawa terbahak-bahak
d. Makan dan minum dengan sengaja
e. Melakukan terlalu banyak gerakan
f. Tidak menghadap kiblat dengan sengaja
g. Batalnya wudhu’
h. Mengingat sholat yang belum dikerjakan. Misal ketika sholat ashar, ingat kalau belum dzuhur, maka sholat asharnya dibatalkan, mengkodho’ dzuhur dulu baru sholat ashar.
i. Tidak tuma’ninah pada saat ruku’, berdiri, sujud, maupun duduk.

50. Sunnah tertib sholat Mu’akad (disunahkan dengan penekanan)
a. Sholat sunnah 2 raka’at sebelum sholat subuh.
Muttafaqun ‘Alaiah: “Tidak ada sholat sunnah yang lebih dipentingkan oleh Rasullullah selain 2 raka’at sebelum sholat subuh”. HR. Ahmad, Muslim, Tarmidzi: “Dua raka’at sebelum sholat subuh itu lebih baik daripada dunia dan seisinya”.
b. Shalat sunnah Zhuhur, bisa 2 raka’at sebelum dan sesudah sholat dzuhur, 4 raka’at sebelum dan 2 raka’at sesudah sholat dzuhur, atau 4 raka’at sebelum dan sesudah. Kesemuanya diperbolehkan.
c. Sholat sunnah mahrib, 2 rakaat sebelum dan sesudah sholat mahrib. Disunahkan pada rakaat pertama membaca Surat Al-Kafiruun, dan kedua membaca Al-Ikhlas.
d. Sholat sunnah 2 raka’at setelah sholat isya’

51. Sholat sunnah yang tidak mu’akad (disunahkan dengan tanpa adanya penekanan)
a. Dua atau empat raka’at sebelum sholat ashar
b. Dua raka’at sebelum mahrib
c. Dua raka’at sebelum sholat isya’
HR. Jama’ah: “Di antara setiap 2 adzan (adzan dan iqomah) itu terdapat sholat”

52. Bacaan seusai sholat
a. Istigfar 3x “ Asytaghfirullaah”
b. Membaca: Allahumma antassalaam, waminkassalaam, tabarokta yaa dzal jalaali wal’ikroom
c. Membaca Laa ilaa haillallaah wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahulhamdu, wa huwa ‘alaa kulli syaiin qodiir sebanyak 10 kali
d. Setelah sholat subuh membaca: Allahumma ‘ajirni minannar
e. Setelah sholat mahrib membaca: Allahumma inni as’alukaljannah, Allahumma ‘ajarni minannar sebanyak 7 kali
f. Membaca: Allahumma ‘ainni ‘alaa dzikrika, wa hkusni ‘ibaadatik
g. Membaca ayat kursi, surat Al-Ikhlash, An-Naas, dan Al-Falaq
h. Membaca tasbih, tahmid, dan tahlil masing-masing sebanyak 33 kali dengan penuh tuma’ninah.
i. Setelah itu berdo’a kepada Allah sekehendak hati untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.

53. Sholat jama’ah
Wajib bagi laki-laki, tidak wajib bagi wanita, pahala 27 kali lipat dibanding sholat sendiri. Bagi wanita lebih baik sholat di rumah. HR. Abu Dawud: “Sholatnya seorang wanita dirumahnya lebih baik daripada sholatnya di masjid”. Jika tidak ada sesuatu yang dikwatirkan , wanita hendaknya sholat di masjid. Jika wanita menjadi imam di rumah atas makmumnya yang kesemuanya adalah wanita, maka dia berada di tengah barisan dan tidak boleh mengeraskan bacaan, serta tidak bertakbir melainkan dengan suara pelan.

54. Syarat dan kewajiban sholat jum’at
HR. Abu Dawud: “Sholat jum’at adalah perintah yang benar-benar diwajibkan bagi setiap muslim untuk melakukannya secara berjama’ah, kecuali 4 kelompok, yaitu: hamba sahaya, wanita, anak kecil, dan orang sakit”. Jadi sholat jum’at diwajibkan bagi setiap muslim yang merdeka, berakal sehat, baligh, menetap/bukan musafir, mampu berangkat ke tempat sholat atau tidak ada halangan. Jika telah sholat jum’at maka kewajiban dzuhur gugur. Jika tidak melakukannya maka harus tetap melakukan sholat dzuhur.


▼ Sholat adalah rukun islam yang kedua. Sholat Fardhu’ hukumnya wajib. Siapa yang meninggalkannya berdosa.


Sumafone mitra terbaik anda dalam bisnis pulsa

0 Komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More