Hidayah hanya milik Allah

Pembaca yang dimuliakan oleh Allah, melalui lisannya yang mulia, Rasulullah bersabda, "Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga ia mencintai saudaranya (muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." Hadist riwayat Bukhari dan Muslim.

Berdasarkan rasa kasih sayang yang Allah karuniakan kepada hamba-Nya dan juga pemahaman kita terhadap hadist Rasul, tentunya kita mencintai saudara kita sesama muslim, kita ingin saudara-saudara kita mendapatkan kebaikan sebahgaimana kita mendapat kebaikan. Dan tidak diragukan lagi, kebaikan paling utama yang kita harapkan kepada saudara kita adalah agar saudara kita mendapat hidayah dari Allah untuk melaksanakan perintah dan menjauhilarangam-Nya.

Bukankah Allah telah memuji orang-orang yang senantiasa memberikan nasehat kepada saudaranya? Allah berfirman, " Demi masa, Sesunggunya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya bersabar". (QS. Al-Ashr:1-3). HR Bukhari dan Muslim: "Jika melalui perantaraanmu seseotang memperoleh hidayah Allah, maka hal itu lebih baik bagimu daripada engkau mendapatkan unta merah (harta paling berharga di masa kenabian saat itu)." Maka perbuatan kita untuk mendapatkan hidayah dan mendakwahkan hidayah tersebut adalah sesuatu yang sangat berharga.


Pentingnya hidayah
idayah adalah perkara yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia. Demikian pentingnya, Allah sampai-sampai memerintahkan kita untuk meminta petunjuk kepada-Nya minimal 17 kali dalam sehari semalam di setiap raka'at shalat wajib yang kita kerjakan, yaitu do'a yang terdapat dalam surat Al-Fatihah: 6 yang artinya "Ya Allah tunjukilah kami jalan ang lurus". Ibnul Qayyim dalam kitab beliau Al-Fawa'id mengatakan, "Ayat ini mengandung penjelasan bahwa sesungguhnya seorang hamba tidak akan mendapatkan jalan untuk menggapai kebahagiaan kecuali dengan tetap istiqomah di atas jalan yang lurus. Dan tidak ada jalan untuk meraih keistiqomahan tersebut kecuali dengan hidayah dari Rabbnya kepada dirinya".

Maka inilah hidayah yang hendaknya kita berusaha untuk menempuhnya, hidayah yang hendaknya kita dakwahkan kepada manusia. Allah berfirman,"Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami, maka benar-benar akan kami berikan hidayah menuju jalan kami," (QS. Al-Ankabut:69)


Jenis-jenis hidayah
Hidayah ada dua, yang pertama adalah hidayah berupa bimbingan dan penjelasan (hidayah bayan wal 'irsyad). Hidayah ini dimiliki nabi dan rasul serta semua pengikutnya yang menyebarkan ajarannya. Yang kedua adalah hidayah taufik (hidayatul taufiq) yaitu hidayah yang diberikan Allah kepada seseorang sehingga ia menjadi orang yang beriman dan bertaqwa. Hidayah seperti ini hanya dimiliki oleh Allah dan tidak selain-Nya.


Realita dakwah
Seseorang yang berdakwah di jalan Allah tentunya akan mendapatkan tantangan dalam perjalanan dakwahnya. Dia akan mendapatkan sekelompok orang yang tidak menerima dakwahnya., bahkan menentang dakwah yang dilakukan. Hendaknya jika menghadapi realita seperti itu bersabar, tidak putus asa, karena hidayah ada di tangan Allah, jika Allah berkehendak maka Allah akan memberi hidayah kepadanya. Adapn jika Allah tidak berkehendak, maka ia akan sesat selamanya.

Sumber: Buletin jum'at At-Tauhid

Sumafone all operator pulsa 24 jam transaksi non-stop


0 Komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More