Sholat tathawwu’


1. Keutamaan sholat tathawwu’ (sunnah), memiliki keutamaan yang sangat besar. Diantaranya kebaikan akan senantiasa mengitari di atas kepalanya, dan dengan banyaknya sujud akan mendekatkan surga.

2. Hikmah sholat tathawwu’, adalah menutupi kekurangan dari sholat fardhu’. HR Abu Dawud meriwayatkan bahwa amalan pertama yang dihisab pada hari kiamat adalah sholat fardhu’, apakah sempurna atau tidak. Jika tidak dihisab apakah mengerjakan sholat tathawwu’. Karena sesungguhnya sholat tersebut dapat menyempurnakan sholat fardhu.

3. Waktu sholat tathawwu’
Diperbolehkan mengerjakan sholat tersebut sepanjang siang dan malam, kecuali:
a. Setelah sholat shubuh sampai terbitnya matahari
b. Sejak terbitnya matahari sampai setinggi tombak
c. Ketika matahari tepat berada di tengah kulminasi sehingga condong
d. Setelah berakhirnya waktu ashar sampai matahari berwarna kekuning-kuningan
e. Sejak matahari berwarna kekuning-kuningan sampai terbenamnya matahari.

4. Mengerjakan sholat tathawwu’ dengan duduk dibolehkan, pahala yang diperoleh hanya separuh dari sholat yang dilakukan.

5. Macam-macam sholat tathawwu’

a. Sholat tahiyyatal masjid. Muttafaqun ‘Alaih: “Apabila salah seorang di antar kalian memasuki masjid, maka janganlah ia duduk sebelum melakukan ruku’ 2 raka’at”.

b. Sholat dhuha. Waktu dhuha adalah sejak meningginya matahari (setinggi tombak) dan berakhir ketika zawal. Disunahkan mengakhirkan waktu sholat sampai matahari meninggi dan panas menyengat. Jumlah raka’at adalah 4 atau maksimal 8. HR. Ahmad: “Wahai anak Adam, empat raka’at untuk-Ku, yaitu dari dimulainya siang hari, niscaya akan Aku cukupi kebutuhanmu pada akhir siang hari tersebut”.

c. Sholat tarawih, jumlah yang disunahkan adalah sebelas termasuk witir. Pada zaman kekhalifahan Umar, Utsman, dan Ali pernah dilakukan sebanyak 20 raka’at. Waktu pelaksanaan setelah isya’ hingga berakhirnya waktu untuk witir. Lebih afdhol dilakukan berjamaah (baik laki-laki atau perempuan). Bacaan dalam sholat tarawih disunahkan yang meringankan atau tidak memberatkan jama’ah. Menghormati jama’ah adalah lebih baik.

d. Sholat 2 raka’at setelah wudhu’. HR. Muslim: “Tidaklah seorang muslim itu berwudhu’, lalu memperbaiki wudhu’nya, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya antara waktu tersebut sampai sholat berikutnya”.

e. Sholat dua raka’at ketika tiba dari perjalanan. Muttafaqun ‘Alaih: “Apabila Nabi kembali dari perjalanannya, maka beliau mendatangi masjid dan ruku’ di dalamnya sebanyak dua raka’at.

f. Sholat taubat
HR. Abu Dawud: “Tidaklah seseorang berbuat dosa, lalu ia bersuci dan mengerjakan sholat kemudian memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya. Dan juga orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon dosa-dosa mereka. Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka mendapat balasan berupa ampunan dari Allah dan surge yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya”.

g. Sholat dua raka’at sebelum mahrib. HR. Bukhari: “Sholatlah (sunnah) sebelum mahrib, sholatlah sebelum mahrib, dan ketiga kalinya beliau berkata: bagi siapa yang menghendaki”.

h. Sholat istikharah, dilakukan bila ingin menentukan pilihan terbaik. Caranya adalah sholat sebanyak 2 raka’at, dan setelah salam membaca do’a yang isinya meminta petunjuk dari pilihan sesuatu. Do’a tersebut misalnya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk yang baik dengan pengetahuan-Mu,. Aku memohon agar diberi kekuatan dengan kekuatan-Mu. Aku memohon kemurahan yang sangat luas, karena sesungguhnya Engkau berkuasa, sedangkan aku tidak. Engkau Maha Mengetahui segala yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (disebut apa yang menjadi perkara) baik bagiku, bagi agama, bagi kehidupanku saat ini dan masa depan, maka mudahkanlah ia bagiku. Kemudian berkahilah ia bagiku. Sedang apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini buruk bagiku, bagi agama, bagi kehidupanku saat ini dan masa depanku, maka jauhkanlah ia dariku atau jauhkanlah aku darinya. Berikanlah kepadaku kebaikan di manapun adanya dan jadikanlah aku orang yang ridho’ dengan pemberian-Mu”(HR. Bukhari).

i. Sholat hajat. HR. Ahmad: “Barangsiapa berwudhu’, kemudian mengerjakan sholat sunnah 2 raka’at dan menyempurnakannya, maka Allah akan memberikan apa yang dimilikinya , baik disegerakan atau diakhirkan”.

j. Sholat tasbih, lakukanlah minimal sekali dalam hidupmu. Jumlah raka’at ada 4. Dimana pada setiap rakaat setelah Fatihah dan Surat, membaca tasbih “ Subhanallah walhamdullillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar” sebanyak 15 kali, kemudian pada saat ruku’, I’tidal’ , sujud, duduk diantara dua sujud, sujud kedua, dan duduk sebentar setelah sujud sebelum bangkit raka’at kedua, membaca tasbih 10 kali. Demikian seterusnya sampai raka’at keempat. Jadi setiap raka’atnya ada 75 kali tasbih.

k. Sujud syukur, dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan dan atas terhindarnya dari mara bahaya. HR. Ibnu Mundzir: “Bahwasanya apabila Nabi mendapatkan sesuatu yang menggembirakan atau berita baik mengenai dirinya, beliau langsung bersujud sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah”.

l. Sujud tilawah, sujud yang dilakukan ketika mendengar ayat As-Sajdah, merupakan ungkapan taubat Nabi Dawud. Jika mendengar ayat Sajdah hendaknya bertakbir, kemudian sujud dan membaca: “Sajada wajhiya lilladzii hkolaqohu washowwarohu wa syaqqo sam’ahu wa bashorohu bikhkaulihi waquwwatihi”, kemudian bangkit dari sujut dan mengucapkan salam seperti layaknya dalam sholat.

m. Sholat gerhana matahari dan bulan, hukumnya sunnah mu’akadah, dilakukan bila terjadi gerhana, afdhol dilakukan berjama’ah, jumlah raka’at adalah dua dimana setiap raka’at ada 2 kali ruku’. Cara sholat gerhana: Raka’at pertama setalah Fatihah membaca surat yang panjang, kemudian ruku’ agak lama tapi tidak selama bacaan surat, kemudian I’tidal, setelah I’tidal bangkit dan membaca Al-Fatihah dan surat yang lebih pendek, ruku’ yang kedua lebih pendek waktunya dari ruku’ pertama, I’tidal, sujud dan seterusnya sampai rakaat pertama selesai. Dilanjutkan dengan raka’at kedua dengan cara yang sama. Jadi dalam sholat gerhana ada 2 raka’at dengan 4 kali ruku’. Setelah sholat selesai diisi dengan khutbah. Bacaan saat sholat gerhana matahari dikeraskan. Muttafaqun “Alaih: “Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan 2 tanda-tanda dari kekuasaan Allah, dimana keduanya bukan terjadi karena adanya kematian atau kehidupan seseorang. Karena itu, apabila kalian menyaksikan keduanya, maka berdo’a, bertasbih, dan bersedekahlah”.

n. Sholat istisqa’, dilakukan untuk meminta hujan, dikerjakan dengan berjama’ah sebanyak 2 raka’at. Sholat dilakukan tanpa mengumandangkan adzan dan iqomah. Surat pada raka’at pertama disunahkan membaca Al-A’la, kedua membaca Al-Ghassiyah. Ada khutbah boleh sebelum atau sesudah sholat (afdhol). Hendaknya setelah selesai khutbah, jama’ah memindahkan seluruh bawaannya, bawaan yang berada di sebelah kanan dipindah ke kiri, dan sebaliknya, sembari menghadapkan pandangan ke arah kiblat dan memanjatkan do’a kepada Allah dengan menyampaikan hajjatnya. Do’a Nabi ketika memina hujan adalah: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami yang menyuburkan, mensejahterakan, yang bermanfaat, yang turun dari atas dan terus menerus. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang berputus asa. Ya Allah, sesungguhnya negara, hewan, dan seluruh umat manusia mengalami kesulitan dan kesengsaraan yang tidak kami adukan melainkan hanya kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkanlah semua tanaman bagi kami. Siramilah kami dengan berkah langit dan tumbuhkanlah berkah bagi bumi kami. Ya Allah, hilangkanlah kesulitan, kelaparan, dan kemiskinan serta keluarkanlah kami dari malapetaka yang tidak ada seorang pun dapat melakukannya kecuali Engkau. Ya Allah, kami memohon ampunan kepada-Mu, karena Enghau Maha Pengampun, maka turunkanlah hujan yang deras kepada kami dari langit.


▼ Sholat tathawwu’ dapat bermafaat menyempurnakan sholat fardhu’. Waktu-waktu sholat yang tidak diperbolehkan hendaknya diperhatikan dengan seksama. Artinya lakukanlah sholat-sholat tersebut pada waktu-waktu yang dibolehkan. Meskipun hanya sekali dalam hidup hendaknya sholat-sholat ini dikerjakan, tetapi akan lebih baik jika dikerjakan sesering mungkin.


Sumafone ada dimana-mana tetapi tidak ke mana-mana

0 Komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More